pascalaubier.com – Dalam upaya untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan memberikan kesempatan bagi mantan narapidana terorisme (eks napiter) untuk berkontribusi positif di masyarakat, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meluncurkan sebuah program pemberdayaan. Program ini dirancang untuk melibatkan sekitar 1.000 eks napiter dalam kegiatan produksi pertanian dan peternakan.

Tujuan Program

Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan eks napiter ke dalam masyarakat melalui sektor agribisnis, yang mencakup pertanian dan peternakan. Dengan memberikan pelatihan dan pendampingan, diharapkan para eks napiter dapat mengembangkan keterampilan baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan masyarakat di sekitar mereka. Selain itu, program ini bertujuan untuk menekan angka radikalisasi ulang dengan menyediakan kegiatan positif dan produktif bagi para mantan narapidana ini.

Pelaksanaan dan Pendampingan

Dalam pelaksanaannya, para peserta program akan mendapatkan pelatihan intensif mengenai teknik pertanian modern, termasuk budi daya padi, hortikultura, dan peternakan sapi atau kambing. Pelatihan juga mencakup aspek kewirausahaan dan manajemen usaha agribisnis, sehingga para eks napiter dapat menjadi petani dan peternak yang mandiri. Pendampingan akan dilakukan oleh para ahli dari Kementerian Pertanian serta lembaga-lembaga mitra lainnya yang berpengalaman di bidang agribisnis.

Dukungan dan Kerjasama

Kerja sama antara Kementerian Pertanian dan BNPT menjadi kunci keberhasilan program ini. Densus 88 Antiteror juga dilibatkan untuk memastikan bahwa para peserta program telah melalui proses skrining yang ketat dan benar-benar siap untuk berpartisipasi dalam kegiatan produktif ini. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup para eks napiter serta ketahanan pangan nasional.

Harapan ke Depan

Dengan adanya program pemberdayaan ini, pemerintah berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif di mana mantan narapidana terorisme dapat berkontribusi positif bagi masyarakat. Selain itu, peningkatan produksi pertanian dan peternakan diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Program ini merupakan langkah konkret untuk memberdayakan eks napiter dan menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menjadi bagian dari solusi dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di Indonesia.