PASCALAUBIER – Pengakuan Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, tentang keturunannya dari ulama besar Kiai Hasan Besari atau Kiai Ageng Muhammad Besari, telah menimbulkan kontroversi besar. Banyak pihak, termasuk keluarga dan kerabatnya di Ponorogo, membantah klaim tersebut.

Bantahan dari Keluarga

Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Gus Miftah, dengan tegas membantah klaim tersebut. Menurut Nur, Gus Miftah tidak memiliki silsilah langsung dengan Kiai Hasan Besari. “Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, ‘kamu bukan silsilah Tegalsari’. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis,” ungkap Nur.

Nur menjelaskan bahwa silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan di Mojorejo. Kakek Gus Miftah, Boniran, memiliki empat anak: Dulsalam, Bakin, Bares, dan Turut (Murodi), yang merupakan ayah dari Gus Miftah. Ayah Gus Miftah sering mengunjungi Mojorejo, terutama sebelum melaksanakan ibadah haji atau umrah.

Bantahan dari Keturunan Kiai Ageng Besari

Raden Kunto Pramono, generasi ke-8 dari Kiai Hasan Besari, juga membantah klaim Gus Miftah. Setelah mengecek buku silsilah, Kunto tidak menemukan nama Gus Miftah atau ayahnya dalam urutan garis keturunan Kiai Hasan Besari. “Gus Miftah dalam silsilah tidak ada. Saya mengharapkan kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri berapa, nanti akan ketemu. Saya cek. Kok nggak ada. Masih merasa ada keraguan,” terang Kunto.

Kunto menegaskan bahwa siapa pun yang mengaku sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari harus dapat menunjukkan bukti konkret. Dia memberi contoh HOS Cokroaminoto, yang silsilahnya valid sebagai keturunan Tegalsari.

Klarifikasi dan Kebenaran

Gus Miftah mengklaim bahwa ayahnya, Muhammad Murodi, adalah keturunan Kiai Muhammad Usman, yang merupakan keturunan Kiai Muhammad Boniran, dan seterusnya hingga Kiai Ageng Muhammad Besari. Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti silsilah yang valid.

Keluarga besar Kiai Ageng Muhammad Besari menyatakan bahwa tidak ada hubungan nasab antara mereka dengan keluarga Gus Miftah. “Insyaallah tidak ada sangkut pautnya,” tegas Kunto.

Kesimpulan

Klaim Gus Miftah sebagai keturunan Kiai Hasan Besari telah dibantah oleh keluarga dan keturunan langsung dari ulama besar tersebut. Tidak ada bukti konkret yang mendukung klaim tersebut, dan silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan di Mojorejo, Ponorogo. Kontroversi ini menunjukkan pentingnya validasi dan transparansi dalam mengklaim keturunan dari tokoh-tokoh bersejarah.